Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan
flora yang melimpah, namun, pemanfaatannya masih sangat sederhana dan belum
optimal. Di samping itu, tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan telah
mengubah paradigma masyarakat untuk kembali ke alam dalam kehidupannya. Hal ini
mendorong para peneliti untuk selalu bekerja dan berusaha untuk menemukan obat
baru yang berasal dari alam. Salah satu bahan alam yang saat ini menjadi
sorotan para peneliti adalah tanaman tomat khususnya sebagai kemopreventif
ditengah jumlah penderita kanker yang terus meningkat. Karya tulis ini
bertujuan diantaranya untuk memanfaatkan bahan alam yang ada di Indonesia,
khususnya tomat. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang kandungan dan
manfaat tomat, cara pengolahan tomat yang lebih menjual, cara budidaya yang
baik, dan membuat inovasi sediaan produk dari tomat yang lebih diminati
masyarakat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stahl dan Sies
(1995) menyebutkan bahwa kandungan senyawa dalam tomat memiliki kemampuan untuk
menghambat oksidasi pada tahap progresi dalam karsinogenesis. Selain itu, Levy
dkk. (1995) menyatakan bahwa senyawa dalam tomat mampu menghambat pertumbuhan
dari sel kanker endometrial, payudara dan paru-paru. Salah satu senyawa dalam
tomat yang diduga berperan dalam pengobatan tersebut adalah likopen (Bohm,
dkk., 1995). Kandungan likopen dalam 100 gram buah tomat mentah rata-rata
mengandung 3-5 mg likopen (Asrorudin, 2004). Sehingga dapat diperkirakan bahwa
senyawa likopen dalam tomat dapat bermanfaat sebagai agen kemopreventif.
Mekanisme kemopreventif dari likopen menjelaskan besarnya
potensial likopen dalam tomat sebagai agen kemopreventif. Kandungan-kandungan
dalam tomat terutama likopen mampu menghambat aktivasi karsinogen melalui
mekanisme oksidatif (daya antioksidan) dan mekanisme non oksidatif. Likopen
juga mampu menjadi blocking
agent maupun suppressing
agent yang memungkinkan penerapannya bagi masyarakat luas sebagai
bentuk pencegahan inisiasi kanker, bahkan mampu dikembangkan secara klinis
untuk menjadi pencegah keganasan sel malignan bagi penderita kanker. Penerapan
tomat sebagai kemopreventif sejalan dengan pola konsumsi likopen sehari-hari.
Likopen tidak disintesis di dalam tubuh manusia tetapi fluktuasi keberadaannya
dalam serum sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Idealnya orang mengkonsumsi
7 mg likopen per hari (Agarwal dan Rao, 1999). Oleh karena itu dibutuhkan
inovasi produk untuk mengefisiensikankan konsumsi likopen bagi masyarakat luas
maupun penderita kanker.
Berdasarkan sifat dari senyawa kimia yang terdapat dalam
tomat, maka dapat dibuat modifikasi pengolahan yang lebih menarik namun tidak
merusak senyawa aktif yang ada di dalamnya dan tetap berkhasiat penuh. Beberapa
teknik pengolahan yang dapat diterapkan dalam modifikasi buah tomat adalah
dengan membuat sediaan menjadi bentuk tablet hisap ekstrak tomat dengan
komponen utama yaitu likopen, juga dapat diolah dalam taraf produksi rumah
tangga menjadi berbagai macam bentuk olahan, seperti selai, agar, jus dan
sebagainya. Dari hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat
terhadap tomat.
Selain dari modifikasi pengolahan tomat, juga perlu
ditingkatkan produksi dan Budidaya tomat di Indonesia, agar dapat memenuhi
kebutuhan bahan baku sendiri. Melihat kenyataan bahwa rata-rata produksi tomat
di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara Taiwan, Saudi Arabia
dan India pada tahun 1992. Untuk itu perlu dilakukan pengoptimalan produksi
tomat dengan menggunakan metode yang cocok dan efektif. Salah satu metode
budidaya yang dapat meningkatkan produksi tomat dan tidak merusak kandungan
senyawa di dalamnya adalah menggunakan teknik pertanian organik. Menurut
penelitian yang dilakukan Oleh Universitas California menyebutkan bahwa Jumlah quersetin dan kaempferol lebih tinggi
79% pada tomat organik dibandingkan yang non organik. Hal ini juga sesuai
dengan program pemerintah yaitu “Go Organik 2010” dengan target negara
Indonesia mampu mengekspor produk organik pada tahun 2010. Untuk itu diperlukan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara pertanian organik dan
keuntungan-keuntungan yang diperoleh, sehingga para petani mau untuk beralih ke
pertanian organik.
Dari uraian yang dipaparkan dalam karya tulis ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan dan konsumsi tomat di masyarakat masih sangat
rendah, sehingga diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat yang
diperoleh dengan mengkonsumsi tomat. Salah satu manfaat yang sudah terbukti
dalam penelitian adalah sebagai agen anti kanker. Untuk meningkatkan konsumsi
masyarakat terhadap tomat juga dilakukan dengan memodifikasi bahan menjadi
sediaan yang lebih menarik dan diminati masyarakat. Sedangkan untuk meningkatkan
produksi dan budidaya dari tanaman tomat sendiri dapat dilakukan dengan
menerapkan teknik pertanian organik, yang telah terbukti mampu meningkatkan
produksi dan kadar dari kandungan senyawa di dalamnya.
Rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dan pertimbangan
bagi pemerintah adalah dengan lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat
tentang manfaat tomat dan membuat usaha pengolahan tomat menjadi bentuk sediaan
yang lebih menarik. Sedangkan untuk para peneliti dapat dilanjutkan penelitian
mengenai manfaat lain dari tomat dan usaha untuk memisahkan senyawa liopen
dengan senyawa lain sehingga lebih spesifik dalam manfaat dan penggunaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar