Rabu, 28 September 2011

Potensi Tomat sebagai Agen Kemopreventif


Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan flora yang melimpah, namun, pemanfaatannya masih sangat sederhana dan belum optimal. Di samping itu, tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah paradigma masyarakat untuk kembali ke alam dalam kehidupannya. Hal ini mendorong para peneliti untuk selalu bekerja dan berusaha untuk menemukan obat baru yang berasal dari alam. Salah satu bahan alam yang saat ini menjadi sorotan para peneliti adalah tanaman tomat khususnya sebagai kemopreventif ditengah jumlah penderita kanker yang terus meningkat. Karya tulis ini bertujuan diantaranya untuk memanfaatkan bahan alam yang ada di Indonesia, khususnya tomat. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang kandungan dan manfaat tomat, cara pengolahan tomat yang lebih menjual, cara budidaya yang baik, dan membuat inovasi sediaan produk dari tomat yang lebih diminati masyarakat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stahl dan Sies (1995) menyebutkan bahwa kandungan senyawa dalam tomat memiliki kemampuan untuk menghambat oksidasi pada tahap progresi dalam karsinogenesis. Selain itu, Levy dkk. (1995) menyatakan bahwa senyawa dalam tomat mampu menghambat pertumbuhan dari sel kanker endometrial, payudara dan paru-paru. Salah satu senyawa dalam tomat yang diduga berperan dalam pengobatan tersebut adalah likopen (Bohm, dkk., 1995). Kandungan likopen dalam 100 gram buah tomat mentah rata-rata mengandung 3-5 mg likopen (Asrorudin, 2004). Sehingga dapat diperkirakan bahwa senyawa likopen dalam tomat dapat bermanfaat sebagai agen kemopreventif.
Mekanisme kemopreventif dari likopen menjelaskan besarnya potensial likopen dalam tomat sebagai agen kemopreventif. Kandungan-kandungan dalam tomat terutama likopen mampu menghambat aktivasi karsinogen melalui mekanisme oksidatif (daya antioksidan) dan mekanisme non oksidatif. Likopen juga mampu menjadi blocking agent maupun suppressing agent yang memungkinkan penerapannya bagi masyarakat luas sebagai bentuk pencegahan inisiasi kanker, bahkan mampu dikembangkan secara klinis untuk menjadi pencegah keganasan sel malignan bagi penderita kanker. Penerapan tomat sebagai kemopreventif sejalan dengan pola konsumsi likopen sehari-hari. Likopen tidak disintesis di dalam tubuh manusia tetapi fluktuasi keberadaannya dalam serum sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Idealnya orang mengkonsumsi 7 mg likopen per hari (Agarwal dan Rao, 1999). Oleh karena itu dibutuhkan inovasi produk untuk mengefisiensikankan konsumsi likopen bagi masyarakat luas maupun penderita kanker.
Berdasarkan sifat dari senyawa kimia yang terdapat dalam tomat, maka dapat dibuat modifikasi pengolahan yang lebih menarik namun tidak merusak senyawa aktif yang ada di dalamnya dan tetap berkhasiat penuh. Beberapa teknik pengolahan yang dapat diterapkan dalam modifikasi buah tomat adalah dengan membuat sediaan menjadi bentuk tablet hisap ekstrak tomat dengan komponen utama yaitu likopen, juga dapat diolah dalam taraf produksi rumah tangga menjadi berbagai macam bentuk olahan, seperti selai, agar, jus dan sebagainya. Dari hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap tomat.
Selain dari modifikasi pengolahan tomat, juga perlu ditingkatkan produksi dan Budidaya tomat di Indonesia, agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku sendiri. Melihat kenyataan bahwa rata-rata produksi tomat di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara Taiwan, Saudi Arabia dan India pada tahun 1992. Untuk itu perlu dilakukan pengoptimalan produksi tomat dengan menggunakan metode yang cocok dan efektif. Salah satu metode budidaya yang dapat meningkatkan produksi tomat dan tidak merusak kandungan senyawa di dalamnya adalah menggunakan teknik pertanian organik. Menurut penelitian yang dilakukan Oleh Universitas California menyebutkan bahwa Jumlah quersetin dan kaempferol lebih tinggi 79% pada tomat organik dibandingkan yang non organik. Hal ini juga sesuai dengan program pemerintah yaitu “Go Organik 2010” dengan target negara Indonesia mampu mengekspor produk organik pada tahun 2010. Untuk itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara pertanian organik dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh, sehingga para petani mau untuk beralih ke pertanian organik.
Dari uraian yang dipaparkan dalam karya tulis ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan dan konsumsi tomat di masyarakat masih sangat rendah, sehingga diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi tomat. Salah satu manfaat yang sudah terbukti dalam penelitian adalah sebagai agen anti kanker. Untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap tomat juga dilakukan dengan memodifikasi bahan menjadi sediaan yang lebih menarik dan diminati masyarakat. Sedangkan untuk meningkatkan produksi dan budidaya dari tanaman tomat sendiri dapat dilakukan dengan menerapkan teknik pertanian organik, yang telah terbukti mampu meningkatkan produksi dan kadar dari kandungan senyawa di dalamnya.
Rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah adalah dengan lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat tomat dan membuat usaha pengolahan tomat menjadi bentuk sediaan yang lebih menarik. Sedangkan untuk para peneliti dapat dilanjutkan penelitian mengenai manfaat lain dari tomat dan usaha untuk memisahkan senyawa liopen dengan senyawa lain sehingga lebih spesifik dalam manfaat dan penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar