Membudidayakan tanaman tomat
sangat mudah. Karena syarat tumbuhnya tidak memilih yaitu dapat dilakukan di
dataran rendah hingga dataran tinggi. Meski demikian, pertumbuhan tanaman tomat
akan menjadi lebih baik jika berada di daerah dataran tinggi yang beriklim
sejuk.
Budi daya tomat dapat dilakukan di
daerah yang memiliki ketinggian dari 0--1.250 meter dari dalam permukaan laut.
Selama pertumbuhannya tanaman ini
membutuhkan temperatur siang hingga 24 derajat celsius dan malam hari, 15
derajat C--20 derajat C. Hal ini disebabkan faktor temperatur akan memengaruhi
warna buah. Sebab pada temperatur tinggi yang mencapai 32 derajat, warna buah
tomat cenderung lebih merata. Sementara jika temperatur tidak tetap maka warna
buah tidak merata. Temperatur yang ideal untuk tomat adalah berkisar antara 20
derajat celsius--28 derajat celsius. Cahaya merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman tomat karena berguna bagi penyerapan unsur hara yang dapat
memengaruhi cahaya. Penyerapan unsur hara yang maksimum akan dicapai apabila
pencahayaan berlangsung selama 12--14 jam per hari dan dengan pencahayaan
minimum 8 jam/hari. Sedangkan untuk kebutuhan hujan bagi tanaman tomat antara
750--1.250 mm/tahun dengan pengairan yang baik. Hal ini disebabkan konsumsi air
pada tanaman tomat mengikuti kurva sigmoid. Pada tanaman yang masih muda,
tanaman tomat membutuhkan pengairan yang sedikit. Kebutuhan air mulai meningkat
saat tanaman mulai berbunga dan bertambah banyak pada saat tanaman mulai
berproduksi hingga buah matang.
Menurut Warisan (50), petani tomat
dari Padang Cahya, Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat (Lambar), dari masa
pembenihan, penanaman hingga pascapanen, tomat layaknya tanaman lain juga
memerlukan penanganan yang serius agar produksi bisa maksimal dan berkualitas
hingga di tangan konsumen. Meskipun saat ini sudah banyak tersedia bibit dalam
bentuk kemasan yang siap tanam, bibit juga dapat diproses dan dibuat secara
sendiri. Bagi petani yang ingin bercocok tanam tomat dengan cara memroduksi benih
sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar benih itu dapat tumbuh
sehat dan tanamannya subur, berbuah lebat dan hasilnya aman dikonsumsi. Benih
dapat diperoleh dari tanaman yang dipelihara dengan benih bermutu. Yakni, dari
buah yang sehat dan benar-benar masak. Buah itu dibiarkan hingga tiga hari
sampai terlihat lunak, lalu dikeluarkan dari buah dan kemudian dibiarkan selama
tiga hari hingga biji dan lendirnya terpisah. Setelah itu, bijinya dicuci
hingga bersih dan dijemur sampai kering dengan kadar air mencapai 10%. Apabila
sudah memenuhi ketentuan tersebut, biji itu siap disimpan atau langsung
disemai. Jika tanam tomat varietas hibrida, benihnya haruslah berasal dari
tanaman khusus yang benihnya diproduksi secara hibridisasi.
Untuk mendapatkan buah tomat yang
bermutu dan sehat, membutuhkan benih
yang dikemas dengan baik dengan
kadar air maksimum 10%, kemurnian 97%, dan kotoran benih 3% daya tumbuh 65%.
Perhitungan benih untuk kebutuhan tanaman per hektarenya membutuhkan 150 gram
benih. Penyemaian juga dapat dilaksanakan secara polibek maupun di tempat
persemaian langsung. Penanaman yang menggunakan mulsa, penyemaian hendaknya
menggunakan polibek. Media persemaian harus berupa campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Kemudian dimasukkan ke dalam polibek.
Untuk satu polibek sebiji tomat dan kemudian diletakkan di bedengan yang sudah
diberi naungan plastik bening sebagai pelindung jika terjadi hujan. Khusus
bibit tomat hibrida umur benih setelah semai mencapai tiga minggu siap ditanam
atau jika daun sudah mencapai 3--4 helai.
Demikian juga lahan harus
disiapkan dengan baik. Lahan hendaknya bukan
dari bekas tanaman sefamili
misalnya tanaman cabai, kentang, terung. Tujuannya untuk menghindari hama
penyakit dari tanaman sebelumnya. Lahan dibentuk bedengan-bedengan dengan
memanjang antara bedengan satu dengan yang lainnya mencapai 50--60 cm dengan
lebar 110--120 cm.
Bersamaan dengan pembuatan bedengan-bedengan,
tanah ditambah pupuk kandang matang sebanyak 10--20 ton/hektare yang dicampur
hingga rata. Penanaman yang tepat juga penting bagi budi daya tomat. Sebab
tanaman tomat sangat rentan terhadap temperatur, kelembapan, intensitas cahaya,
air irigasi, dan drainase. Curah hujan tinggi dan temperatur tinggi akan
menyebabkan terhambatnya pembuahan dan meningkatkan serangan penyakit. Menurut
Warisan, waktu tanam yang tepat adalah pada akhir musim hujan atau sekitar dua
bulan sebelum musim hujan berakhir. Tujuannya agar pada saat berbuah jatuh pada
musim kemarau. Sehari sebelum tanam harus dilakukan pemupukan dasar dengan
pupuk buatan. Tanaman tomat dapat dilakukan secara monokultur yaitu tumpang
sari dengan tanaman kol, kacang-kacangan, cabai dan lain-lain. Penanaman secara
tumpang sari bertujuan untuk menghindari gagal panen akibat serangan hama
penyakit.